Skip to main content

Trik Budidaya Ikan Hias Remirezi Atau Mikrogeophagus Ramirezi


Sosok ikan ramirezi tipis memanjang, memiliki warna dasar tubuh cokelat kebiruan dan mempunyai titik warna gelap di sekitar sirip punggungnya. Ada pula yang memiliki warna merah kabur di sirip perut.

Induk yang baik telah berumur 5-8 bulan, dan yang paling ideal adalah 7 bulan. Saat berumur 7 bulan, umur produktif ikan ramirezi sedang maksimal atau mencapai puncaknya. Pada umur tersebut, panjang tubuhnya bisa mencapai 6 8 cm.

Ikan jantan memiliki ukuran lebih panjang dan ramping daripada ikan betina, demikian juga dengan sirip punggungnya yang lancip dan warnanya lebih tajam. Sementara itu, ikan betina lebih pendek, gemuk, dan warna tubuhnya tampak buram.

Mempersiapkan Pemijahan

Wadah pemijahan untuk pemijahan berpasangan berupa akuarium dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dan tinggi air 25-30 cm. Bak tembok dan kolam tanah untuk pemijahan secara massal dengan ukuran bak 1 x 2 x 0,5 m dan tinggi air 25-30 cm dan kolam tanah 50 m3 atau 100 m3 dengan tinggi air 30-50 cm.

Air untuk masa pemijahan harus bersih dan steril dengan pH 6,5-7, serta suhu 24-28 °C. Substrat berupa benda keras, seperti pipa PVC atau keramik lantai. Proses Pemijahan Wadah disiapkan, dibersihkan, dibilas, kemudian diisi air dan diberi tanaman air yang memiliki akar gantung, seperti eceng gondok.

Substrat berupa pipa PVC atau batu bata dan diberi aerasi lemah atau ringan. Substrat pada kolam tanah adalah daun kelapa kering. Kolam tanah harus dikeringkan dulu selama 2 hari, kemudian diberi pupuk berupa kotoran ayam yang digantung dengan kain kasa (500 gram per 2m3). Setelah 2 hari, kolam diairi dengan debit 2 liter /detik.

Setelah itu, diisi air dan induk bisa dilepaskan. Perbandingan antara induk jantan dan betina di akuarium adalah 1 : 1, di bak dan kolam tanah 1 : 2. Padat tebar di kolam tanah adalah 3 ekor/m'. Bak tembok 1 x 2 x 0,5 m dapat diisi dua pasang induk atau 4 ekor ikan.

Seperti ikan lain dalam famili Cichlidae, ramirezi jantan akan mempersiapkan sarang (tempat telur) dan membersihkannya dengan mulut. Dua hari kemudian, ia akan memanggil atau menggiring betina untuk kawin. Ramirezi betina akan datang setelah mencium zat perangsang yang dikeluarkan jantan, yaitu berupa parfum petrichor. Selanjutnya, keduanya akan melangsungkan pemijahan.

Merawat Telur dan Larva

Seperti halnya diskus, perawatan telur dan larva sebaiknya dilakukan sendiri oleh induknya, terutama yang dipijahkan di dalam akuarium dan bak tembok. Namun, dapat juga induk langsung dipisahkan dari telurnya. Setelah 2-3 hari, telur akan menetas. Agar menetas dengan baik, telur harus terhindar dari jamur. Karenanya, air diberi larutan MGO dan MB.

Telur yang tidak menetas dan sisa kulit telur dikeluarkan dengan disifon. Setelah itu, air baru yang bersih ditambahkan hingga setinggi seperti sedia kala. Pakan berupa infusoria diberikan setelah ikan berumur 3-7 hari.

Setelah itu, diberi kutu air atau cacing tubifek hingga berumur 15 hari. Kolam tanah harus mendapat perlakuan khusus, yaitu setelah berumur 10-15 hari, anak ikan ditangkap meng-gunakan seser dan dibesarkan di kolam yang lebih luas.

Merawat Anak Ikan

Setelah anak ikan berumur 10 15 hari, penjarangan harus dilakukan. Padat tebar untuk akuarium dan bak tembok adalah 10-15 ekor/liter air, sedangkan untuk kolam tanah 30-50 ekor/m3.

Pakan di akuarium dan bak tembok berupa kutu air atau cacing. Sementara itu, sebelum digunakan, kolam tanah diberi pupuk dengan dosis 250 gram/ m3 dan diberi pakan tambahan berupa pelet yang disimpan dalam wadah yang mengambang di permukaan air.

Pemeliharaan anak ikan sampai dapat dijual, baik di bak tembok, di akuarium, maupun di kolam tanah, dilakukan melalui 3 tahap dengan perlakuan setiap tahap dan jangka waktu pemeliharaan sama, tetapi padat tebar setiap tahapnya berbeda. Setiap tahap berlangsung 25-30 hari.

Tahap pertama, padat tebar untuk bak tembok dan akuarium adalah 3-5 ekor/ 2 liter air, untuk kolam tanah 10-20 ekor/m3. Tahap kedua, padat tebar untuk bak tembok dan akuarium adalah 7-10 ekor/2 liter air, kolam tanah 20-30 ekor/mi.

Dan tahap ketiga, bisa sama atau lebih dari tahap kedua. Mengapa berbeda dengan tahap pemeliharaan kongo tetra, silver dollar, atau cupang, yang semakin meningkat tahapan semakin sedikit padat tebarnya? Karena, ikan ini tidak begitu butuh keleluasaan dalam aktivitasnya dan akan lebih indah dilihat jika jumlahnya semakin padat atau bergerombol.