Skip to main content

Cara Budidaya Ikan Hias Phantom Tetra Atau Hyphessobrycon Megalopterus


Phantom termasuk ikan yang memiliki ukuran sedang. Artinya, ikan dewasa ukurannya mencapai 10 cm. Ada empat jenis ikan phantom, yaitu black phantom (Meg-alomphodus megalopterus), yellow red tail (Megalomphodus sp.), red phan-tom (M sweglesij, dan yellow phantom (Megalom-phodussp.).

Induk ikan phantom yang siap kawin (dewasa) biasanya berumur 8 bulan. Induk dipilih yang sehat, gesit, dan responsif terhadap pakan. Biasanya warna ikan jantan lebih mencolok daripada ikan betina. Sementara itu, ikan betina lebih pendek dan gemuk dibandingkan dengan pejantannya.

Mempersiapkan Pemijahan

Wadah untuk pemijahan bisa berupa akuarium atau bak tembok. Namun, umumnya pemijahan ikan phantom biasa menggunakan akuarium. Akuarium tersebut ada 2 macam yang disesuaikan dengan tujuannya, yaitu akuarium untuk pemijahan massal dan akuarium untuk pemijahan pasangan.

Untuk pemijahan secara massal dapat juga digunakan bak tembok. Bak tembok tersebut biasanya berukuran tidak terlalu besar, misalnya 0,5 x 1 x 0,5 m. Sementara itu, akuarium pemijahan massal biasanya bentkuran 1 x 0,5 x 0,4 m.

Akuarium untuk pemijahan berpasangan berukuran 25 x 25 x 25 cm. Setelah disiapkan, wadah disucihamakan dengan cara dicuci dan dibilas dengan larutan PK. Wadah yang telah bersih, ditempatkan di ruangan yang sejuk, tidak terkena sinar matahari dan terlindung dari air hujan, serta tidak di tempat untuk lalu lalang agar tidak pecah jika terserempet orang yang lewat di dekatnya dan ikan tidak stres karena keramaian.

Air harus jernih dan steril, kandungan 02 sekitar 6 ppm, pH sekitar 6,5, dan suhu 24-26 °C. Substrat yang dapat digunakan untuk jenis ikan ini adalah tanaman air, yaitu hydrilla, myriophyllum, atau bisa pula menggunakan tali rafia.

Proses Pemijahan

Sebaiknya saat wadah dipersiapkan, induk jantan dan betina dipisahkan dan tidak diberi pakan. Dalam pemijahan massal, perbandingan induk jantan dan betina bisa 4 : 4 atau 4 : 6 (4 jantan dan 6 betina atau 2 jantan melayani 3 betina).

Sementara itu, dalam pemijahan berpasangan, perbandingannya 1 : 1. Setelah wadah dan airnya disiapkan, induk jantan dan betina dilepaskan secara berbarengan pada- pagi hari dan dibiarkan bercumbu. Pada malam harinya, pasangan ikan tersebut akan kawin. Perkawinan atau pemijahan berlangsung sekitar 4 jam. Telur-telur yang keluar akan menempel di substrat yang telah tersedia.

Merawat Telur dan Larva

Setelah telur-telur keluar secara keseluruhan dan induk sudah berhenti kawin, induk diangkat dan diletakkan ke tempat semula, yakni akuarium atau bak tembok, yang bukan tempat pemijahan. Telur-telur dibiarkan menempel di tanaman air sambil diberi aerasi ringan.

Setelah 24-36 jam, telur-telur tersebut akan menetas. Untuk menghindari tumbuhnya jamur di telur-telur tersebut, wadah diberi larutan MGO dan MB. Larva yang baru menetas belum pandai berenang. Mereka akan menempel di tanaman air dan dinding akuarium. Pada saat ini, larva tidak perlu diberi makan.

Setelah berumur 2-3 hari baru bisa diberi pakan rotifera atau nauphi artemia. Pemeliharaan ini berlangsung sampai 5-7 hari. Setelah itu larva bisa dipindahkan ke tempat yang lebih luas.

Merawat Anak Ikan

Setelah berumur 8-10 hari, anak ikan bisa dipelihara di tempat yang lebih luas dengan padat tebar 20 ekor/liter air. Tempatnya bisa berupa akuarium atau bak tembok yang diletakkan di ruangan yang sejuk, tidak terkena sinar matahari, dan terlindung dari air hujan.

Pakan yang dapat diberikan berupa kutu air (daphnia) atau cacing rambut. Pemeliharaan ini berlangsung sekitar 25 hari hingga panjang ikan mencapai 1-1,5 cm. Setelah ukuran itu dicapai, ikan dapat dijual atau dibesarkan.

Jika dibesarkan, dalam akuarium atau bak tembok dengan ukuran yang sama dengan pemeliharaan sebelumnya dapat ditebari ikan sekitar 5-10 ekor/liter air. Biasanya, pemeliharaan dilakukan sekitar 40 hari dan panjang ikan mencapai 2 2,5 cm.