Skip to main content

Trik Berbudidaya Ikan Hias Kongo Tetra Atau Hemigrammopetersius Caudalis


Ikan kongo tetra tetap tampak indah, meskipun tidak dipelihara di akuarium. Badannya panjang agak tipis (compressed) dengan warna yang menyala, sisi tubuhnya berwarna-warni antara kuning hijau dan biru, serta perut berwarna silveratau perak. Jenis ini memiliki keunikan di bagian siripnya.

Bentuk sirip punggung dan sirip ekor berjuntai, sehingga jika berenang tampak seperti sedang menari bali. Sirip-sirip tersebut memiliki warna abu-abu dan kadang-kadang memiliki corak violet.

Untuk memilih induknya, induk jantan memiliki warna lebih mencolok, jelas, dan cemerlang, sedangkan warna induk betina agak buram. Sirip punggung ikan jantan agak panjang, sirip ekor berjuntai dan memiliki 2 cagak seperti garpu, sedangkan ikan betina tidak. Induk yang telah siap kawin biasanya berumur 8-10 bulan dengan panjang 5-6 cm.

Mempersiapkan Pemijahan
  1. Ikan ini dapat dipijahkan secara berpasangan atau massal. Secara berpasangan membutuhkan akuarium berukuran 40 x 40 x 40 cm dengan tinggi air 30 cm. Pemijahan secara massal bisa menggunakan bak tembok berukuran 1 x 1 x 0,5 m atau 2 x 1 x 0,5 m dan akuarium berukuran 100 x 50 x 40 cm dengan kepadatan 8 ekor /100 liter air. Perbandingan jantan dan betina dalam pemijahan secara massal adalah 1 : 3. Sebelum digunakan, wadah berupa akuarium atau bak tembok harus disucihamakan dengan larutan PK.
  2. Air harus jernih dan steril dengan pH sekitar 6,5, serta suhu 22-26 °C (suhu paling optimum adalah 24 °C).
  3. Substrat untuk menempelkan telur berupa hydrilla atau tanaman air yang mengapung dengan akar panjang, seperti eceng gondok atau myriophyllum.

Proses Pemijahan
  1. Sebelum dilepaskan ke wadah pemijahan, sebaiknya induk jantan dan betina dipisahkan selama 24 jam di dalam wadah yang berbeda dan dibero terlebih dahulu (tidak diberi makan). Kemudian, baru dilepaskan ke wadah pemijahan.
  2. Sebelum memijah, ikan jenis ini akan mengalami proses pemijahan yang berlangsung cukup lama, yakni sekitar 1-2 hari. Setelah bercumbu, seekor induk betina akan bertelur, kemudian disusul oleh betina yang lain dengan selang 1 jam. Hal tersebut akan terjadi pada pemijahan secara massal dan umumrtya terjadi selama 3 hari. Jika pemijahan berlangsung secara berpasangan, proses bertelur hanya akan berlangsung satu kali.
  3. Telur-telur yang telah dikeluarkan bisa ditetaskan di tempat tersendiri atau cukup induk-induknya yang diangkat dan dipindahkan ke tempat semula.

Merawat Telur dan Larva

Wadah diisi air, kemudian antijamur MGO dilarutkan ke dalam air (0,01 mg/liter) dan MB 1 tetes untuk 5 liter air. Telur yang menempel di tanaman air dibiarkan berada di akuarium atau bak pemijahan. Telur baru akan menetas setelah 48 jam.

Sambil menunggu telur menetas keseluruhan, air diberi udara dengan perlahan-lahan untuk memberikan tambahan 0, kepada telur dan larva. Setelah 3 hari, pakan berupa rotifera dan nauphi artemia diberikan hingga larva berumur 10 hari. Setelah itu, baru didederkan di akuarium yang lebih luas.

Merawat Anak Ikan

Sebelum dijual atau dipasarkan, anak ikan harus melalui 2-3 tahap perawatan. Setiap tahap membutuhkan perlakuan yang sama. Perbedaannya hanya pada padat tebamya. Tahap pertama padat tebarnya 10-15 ekor/ liter air, tahap kedua menjadi 7-10 ekor/liter air, dan tahap ketiga 5 ekor/liter air. Pemeliharaan setiap tahap sekitar 25-30 hari.

Penggantian air dapat dilakukan setiap satu minggu sekali dengan cara disifon sebanyak 1/4 bagian akuarium (bagian dasarnya). Selama pemeliharaan, aerasi ringan tetap diperlukan. Dalam pembesaran ini wadah yang digunakan selain akuarium bisa pula bak tembok dengan ketinggian air 20-30 cm dari dasar bak.